Mobil Nasional (Mobnas) bakal "lahir" dari tangan-tangan terampil siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kanzen yang berlokasi di kawasan Tlogowaru Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur.
Direktur Pembinaan SMK Depdiknas Dr. Joko Sutrisno, Senin, mengungkapkan, Mobnas yang bakal lahir dari Kota Malang ini berbeda dengan Mobnas Timor beberapa waktu lalu yang diprakarsai Tommy Soeharto.
"Mobnas yang diberi merek SMK S UVI itu sekarang masih dalam perakitan dan akan diproduksi massal jika sudah sempurna. Harganya juga tidak terlalu mahal yakni rata-rata Rp80 juta per unit on the road," katanya di sela-sela kunjungannya ke SMK 10 Malang bersama Mendiknas Prof. Bambang Sudibyo.
Friday, May 15, 2009
Mampukan PT DI Menghidupkan Kembali Proyek Mobil Hidrogen "Maleo"
Indonesia melalyi IPTN pernah membuat riset untuk mengembangkan mobil hidrogen. Hanya saja, proyek ini juga ikut dihantam krisis moneter. Lihat beritanya:
''Kalau ditanya mengapa memakai nama mobil nasional, ya apalah arti sebuah nama. Yang penting, ini hasil karya nyata putra-putra Indonesia,'' kata Habibie. Menurut dia, mobnas Maleo di masa depan akan dikembangkan tidak lagi berbahan bakar bensin, tapi hidrogen.
Tahapan pengembangan mobil Maleo ini menarik perhatian karena hampir seluruh spesifikasi sudah bisa dijelaskan secara rinci. Maleo yang diambilkan dari nama burung Sulawesi Utara-- untuk tahap pertama akan
diproduksi 1.200 cc, dengan 80 PS dan tiga silinder. Mobil ini mempunyai kemampuan kecepatan sampai 140 km per jam. Mesinnya pun dibuat sedemikian canggih sehingga bisa irit bahan bakar dan tidak menimbulkan polusi."
Dan Juga berita ini:
PADA tahun 1993, Pemerintah Indonesia berkeinginan untuk memiliki Mobil Nasional, dalam artian suatu rancangan mobil yang dikembangkan dan diproduksi oleh rakyat Indonesia. Dengan jumlah penduduk sebanyak 200 juta jiwa, keinginan itu tidaklah berlebihan. Keinginan itu kemudian dirumuskan oleh suatu tim, dan selanjutnya diwadahi dalam Proyek Maleo.Pada awal perkembangan proyek, trend mobil Indonesia dibahas bersama badan dan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang otomotif. Dari sana banyak masukan yang diterima dan kemudian diolah sebagai bahan rancangan mobil Maleo.
''Kalau ditanya mengapa memakai nama mobil nasional, ya apalah arti sebuah nama. Yang penting, ini hasil karya nyata putra-putra Indonesia,'' kata Habibie. Menurut dia, mobnas Maleo di masa depan akan dikembangkan tidak lagi berbahan bakar bensin, tapi hidrogen.
Tahapan pengembangan mobil Maleo ini menarik perhatian karena hampir seluruh spesifikasi sudah bisa dijelaskan secara rinci. Maleo yang diambilkan dari nama burung Sulawesi Utara-- untuk tahap pertama akan
diproduksi 1.200 cc, dengan 80 PS dan tiga silinder. Mobil ini mempunyai kemampuan kecepatan sampai 140 km per jam. Mesinnya pun dibuat sedemikian canggih sehingga bisa irit bahan bakar dan tidak menimbulkan polusi."
Dan Juga berita ini:
PADA tahun 1993, Pemerintah Indonesia berkeinginan untuk memiliki Mobil Nasional, dalam artian suatu rancangan mobil yang dikembangkan dan diproduksi oleh rakyat Indonesia. Dengan jumlah penduduk sebanyak 200 juta jiwa, keinginan itu tidaklah berlebihan. Keinginan itu kemudian dirumuskan oleh suatu tim, dan selanjutnya diwadahi dalam Proyek Maleo.Pada awal perkembangan proyek, trend mobil Indonesia dibahas bersama badan dan masyarakat yang berkecimpung dalam bidang otomotif. Dari sana banyak masukan yang diterima dan kemudian diolah sebagai bahan rancangan mobil Maleo.
Subscribe to:
Posts (Atom)