Saturday, June 6, 2009
Ingat Mobil Nasional Ketika Jalan-jalan di Kota Seoul
SEPANJANG perjalanan darat dengan menggunakan bus dari Bandara Incheon menuju pusat Kota Seoul, Korea Selatan, pertengahan bulan Oktober lalu, kondisi lalu lintas terasa padat namun tertib. Meski waktu tempuh menuju Kota Seoul sekitar satu setengah jam, para pengendara tidak jenuh karena di kiri kanan jalan terdapat banyak pemandangan dan hutan kota.
Sewa Hyundai Bisa Jadi Milik
Menjawab tingginya kebutuhan efisiensi biaya transportasi perusahaan, bisnis rental mobil kian menjamur. Para agen tunggal pemegang merek (ATPM) pun tidak mau ketinggalan berburu laba manis di bisnis sewa mobil ini.
Esemka dan Infrastruktur Industi Mobil Indonesia
Bagaimanakah cara memproduksi mobil Esemka. Walau mobil ini sudah dilirik China, tapi beberapa kemungkinan memproduksi esemka bisa dibuat agar menjamin efisiensi produksi mobil nasional ini.
Cara yang pertama adalah dengan menggandengan ATPM yang sudah ada. Misalnya, dengan menggandeng ASTRA. Kelak nama perusahaan misalnya adalah PT EAM atau Esemka Astra Motor. Dengan jaringan dan permodalan astra yang cukup kuat, diharapkan bisa membantu mensosialisasikan mobna ke masyarakat.
Kalau Astra enggan untuk terlihat pilihan berikutnya adalah Indomobil dengan membntuk perusahaan Esemka Indomobil Corporation. Indomobil dan Astra adalah dua perusahaan Indonesia yang sudah mempunyai infrastruktur yang jelas dalam produksi dan pemasahan mobil. Tapi ini sangat tergantung kepada keputusan "tuan" mereka dari Jepang.
Bila pilihan untuk mengajak ATPM sudah tidak mungkin, pilihan berikutnya adalah dengan menggandeng industri motor lokal seperti Bosowa, Kanzen dan lain sebagainya.
Memang sih, pihak Esemka sudah membuat sebuah prediksi bakal menggandengn PT INKA sebagai produsen massal ini, akan tetapi patut dipikirkan apakah PT INKA berpengalaman dalam memproduksi massal mobil yang butuh keahlian dan menejerial yang tinggi. Dalam bidang menejerial dan pemasaran massal, kayaknya belum ada BUMN yang bisa melakukan. Kecuali dalam industri perbankan.
Pilihan lain adalah dengan membuat konsorsium rakyat yang terdiri dari Otokar (produsen mesinnya), kumpulan perusahaan motot Indonesia seperti PT INKA, Kanzen, Bosowa dll serta stake holder dari masyarakat pencinta mobnas. Dana dapat dicari melalui pinjaman lunak dari bank dan penjualan obligasi.
Sekali lagi, pilihan yang terakhir ini juga akan sangat pahit karena harus membangun dari awal infrastruktur pemasarannya di seluruh pelosok nusantara.
Masih ada cara lain, seperti yang ditempuh Proton perusahaan mobil Malysia yang meng-outsourching produksi Lotus mereka di China. Sehingga ESEMKA akan dibangun dan diproduksi di China lalu di impor ke Indonesi. Pilihan ini kurang sreg, karena sedari awal tujuan mobnas, selain mempunyai kebanggaan, tapi juga bertujuan untu menambah lapangan kerja di Indonesia.
Produsen ESEMKA harus memikirkan masak-masak, bagaimana memproduksi mobil nasional ini. Sehingga kalau kemungkinan bisa, pilihan nomor satu dan dua diats adalah pilihan yang paling masuk akal. Indonesia akan bangga misalya ketika PT EAM (Esemka Astra Motor) Atau PT Esemka Indomobil Grup menjadi produsen mobil ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)